Yuk coba bisnis beras! Usaha yang tidak ada matinya, pasti dibutuhkan, dan omsetnya berpotensi naik drastis di momen tertentu.
Meski banyak pesaingnya sekalipun, usaha ini tetap memiliki potensi yang besar. Pasalnya, beras adalah makanan pokok orang Indonesia sehingga setiap orang pasti membutuhkannya. Baik penduduk kota maupun desa, semuanya butuh produk ini setiap hari.
Belum lagi jika Anda bisa bekerja sama dengan pemilik warung, rumah makan, restoran, atau toko-toko sembako. Jika hal demikian dilakukan, omset bisnisnya pasti akan lebih besar lagi.
Pada kesempatan ini, kami akan membahas lebih detail mengenai bisnisnya. Selamat menyimak sampai selesai.
Analisa bisnis beras
Di bawah ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat hendak membuka usaha ini:
Potensi berbisnis beras
Usaha bahan makanan pokok ini sangat potensial. Selain karena permintaannya yang tinggi, masih ada beberapa hal lain yang membuatnya menguntungkan sekaligus mudah dilakukan.
Di bawah ini adalah rangkuman beberapa poin yang membuat bisnisnya sangat potensial:
- Sebagian besar orang Indonesia bekerja sebagai petani, artinya penghasil padinya sangat banyak.
- Bisa bisnis beras dari petani kemudian didistribusikan ke konsumen-konsumen lain.
- Aman dijual secara online.
- Permintaan setiap hari.
- Omset naik saat musim tertentu. Seperti ketika zakar fitrah.
- Bisa mendapatkan omset lebih besar saat bisa jadi pemasok di rumah makan besar.
- Bisa dilakukan dari rumah.
- Alat operasionalnya tidak terlalu banyak.
- Modalnya bisa disesuaikan dengan kemampuan.
- Produknya tidak mudah busuk asal penyimpanannya tepat.
Selain poin-poin di atas, masih banyak lagi keunggulan atau keuntungan berbisnis makanan pokok Indonesia satu ini. Jadi, Anda tidak perlu ragu, selagi ada kesempatan, Anda bisa mencobanya.
Resiko usaha beras
Meskipun potensinya besar, usaha ini juga punya kelemahan yang kemudian menjadi risiko atau tantangannya. Di bawah ini adalah beberapa tantangan yang perlu Anda waspadai:
- Profit marginnya mungkin saja tidak terlalu besar.
- Ada kemungkinan penyusutan berat. Khususnya jika kualitas berasnya tidak terlalu bagus.
- Risiko kualitas produk yang tidak bisa stabil bila menggiling padinya sendiri.
- Penjualan di desa mungkin tidak seramai di perkotaan karena banyak penghasil padi di desa.
- Jika mau skala usahanya besar, dibutuhkan tempat penyimpanan yang cukup besar dan aman.
Selain hal-hal di atas, Anda harus siap dengan tantangan-tantangan lainnya selama menjalankan bisnis beras ini.
Berapa modal usaha beras
Sebagaimana disampaikan di atas, modal usahanya ini tergolong fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kemampuan. Maksudnya, modalnya tergantung seberapa besar skala usaha yang diincar.
Jika memang mau skalanya besar, maka modalnya juga besar. Sebaliknya, apabila skala usahanya kecil, modalnya pun kecil juga.
Sebagai gambaran skala usahanya, Anda bisa melihat pedagang-pedagang atau pengusaha retail di pasar tradisional. Biasanya, mereka menjual berasnya per kilo gram. Baru ditimbangkan saat ada yang membeli.
Pemilik usaha dagang semacam ini tidak menyimpan stok produk yang banyak sehingga modalnya juga kecil.
Sebaliknya, apabila Anda mengincar sebuah bisnis beras kemasan yang dikirimkan ke toko kelontong, usaha sembako, rumah makan, hotel, dan yang lainnya, maka ini jelas membutuhkan modal yang lebih besar.
Pasalnya, untuk membuka versi kedua ini Anda akan butuh alat tambahan untuk mengemas produknya.
Kedua jenis usaha di atas pada dasarnya bisa dilakukan bersama-sama, namun target pasarnya berbeda. Harga produknya pun biasanya berbeda.
Untuk dikirimkan ke hotel, rumah makan besar, atau warung kelas atas, dibutuhkan produk dengan kualitas terbaik dengan harga yang sudah disesuaikan.
Sebaliknya, untuk pengecer, Anda bisa memberikan kualitas standar yang penting harganya murah.
Berikut ini adalah contoh rincian modal bisnis beras kelas kecil eceran:
Dalam sehari misal Anda kulak 100 kg beras untuk dijual kembali yang terdiri dari 2 jenis beras berbeda. Kemudian, pada masing-masing beras tersebut, Anda mengambil keuntungan senilai 1.500 rupiah.
Misalnya, harga beli berasnya per kg adalah 10.000, maka Anda perlu menyediakan dana 1 juta saja untuk kulak. Jika berasnya habis, maka dalam sehari Anda bisa mengumpulkan uang 150.000.
Dalam sebulan, Anda bisa mendapatkan keuntungan sebesar, 150.000 x 30 = 4.500.000.
Perlu diketahui bahwa selain dana untung beli beras, Anda juga perlu menyiapkan perlengkapan lain seperti:
- Timbangan seharga 300 ribuan.
- Plastik untuk membungkus seharga 20 ribuan.
- Wadah untuk menampung berasnya seharga 100 ribu.
- Biaya lain-lain 100 ribu.
Dengan demikian, modal total yang diperlukan untuk membuka bisnis beras eceran adalah sekitar 1,5 juta rupiah saja. Tergantung seberapa banyak beras yang dikulak dan terjual.
Cara bisnis beras kemasan dan eceran
Di bawah ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjual beras, baik secara ecer maupun kemasan:
1. Menghitung kisaran modal
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menghitung kisaran modalnya. Kisaran modal ini disesuaikan dengan jenis bisnis beras yang mau dijalankan sebagaimana sudah kami contohkan di atas.
Pastikan Anda mempertimbangkan perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan sesuai dengan skala usaha yang dikehendaki. Jangan sampai ada yang tertinggal.
Setelah kisaran modalnya siap, pastikan Anda juga menyiapkan dananya. Sumber dananya harus jelas dan mencukupi.
2. Mencari pemasok beras yang tepat
Setelah modalnya siap, selanjutnya carilah pemasok bisnis beras yang tepat. Anda mungkin bisa mencoba bisnis pertanian sekalian berupa penggilingan padi. Namun, ini akan makin ribet karena Anda harus mulai dari pemrosesan padi menjadi beras dengan terus mengelola kualitas produknya.
Selain itu, modalnya juga pasti lebih besar karena perlu membeli alat menggiling padi.
Maka dari itu, cara termudahnya adalah mencari supplier dengan kualitas beras terbaik atau disesuaikan dengan kebutuhan target pasar.
3. Menentukan target pasar
Target pasar adalah mereka yang akan membeli produknya. Siapa pembelinya ini jelas terkait erat dengan skala bisnis beras Anda.
Kalau skalanya kecil, target pasarnya adalah konsumen akhir yang memang mau langsung memasak produk tersebut.
Sebaliknya, jika bisnis beras yang mau dijalankan berskala besar, maka target pasarnya adalah konsumen-konsumen yang menggunakan beras untuk memasak dan dijual kembali.
Selain terkait erat dengan skala bisnis beras, target ini juga terkait dengan persaingan antara pengusaha yang menjalankannya. Jadi, penentuan target ini juga harus disesuaikan dengan riset pasarnya.
4. Menyiapkan pengemasan
Jika Anda berniat untuk menjual kepada konsumen kelas atas, maka perhatikanlah pengemasannya dengan baik. Buatlah ukuran-ukuran yang umum. Misalnya 3 kg, 5 kg, 10, kg, 25 kg, hingga 50 kg.
Pastikan bahwa kemasannya bagus, aman, dan bisa bersaing dengan pengemasan para kompetitor.
Apabila Anda mengemas berasnya dengan pengemasan standar karena penjualannya untuk pengecer biasa atau konsumen akhir, maka gunakan plastik yang kuat supaya tidak mudah rusak.
5. Menjadi pemasok di rumah makan, warung, dan yang lainnya
Setelah pengemasannya sudah dipastikan aman, Anda kini bisa fokus pada pemasarannya. Untuk penjualan skala besar, silakan bekerja sama dengan rumah makan, warung, pengecer-pengecer, toko grosir, atau hotel.
Mereka biasanya membutuhkan beras secara berkala. Sebagai pemilik bisnis beras, Anda harus siap menyiapkan kebutuhan rutin tersebut.
6. Menjual beras untuk zakat
Selain dibutuhkan secara rutin sebagaimana disebutkan di atas, beras juga dibutuhkan secara musiman. Misalnya pada saat Ramadhan di mana sebagian besar orang butuh zakat. Di sini, Anda harus menyiapkan produk dengan kemasan 2,5 kg dan 3 kg.
Zakat fitrah yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim setiap tahun adalah 2,5 kg. Namun, beberapa orang memberikan ukuran 3 kg untuk menghindari kemungkinan pengurangan timbangan atau penyusutan akibat timbangan yang terlalu pas.
7. Melayani pesan antar beras
Agar makin banyak yang beli, Anda bisa melakukan layanan jemput bola dengan menerima delivery order. Jadi, untuk jangkauan daerah-daerah terdekat, Anda bisa mengirimkan berasnya sendiri.
Pastikan untuk mengatur regulasinya dengan jelas supaya tidak terjadi kerugian. Misalnya minimal order dengan jarak tertentu.
8. Berjualan ecer di pasar
Keuntungan jual beras per kg di pasar juga cukup menjanjikan. Pembelinya bisa datang dari pembeli pasar hingga pedagang yang ada di pasar tersebut. Kalau mau lebih menguntungkan lagi, Anda juga bisa jadi pemasok buat toko kelontong yang ada di pasar tersebut.
9. Menjaga kualitas beras
Hal utama yang bisa dilakukan untuk menjaga kepercayaan pelanggan adalah menjaga kualitas beras. Dengan begini, orang akan lebih percaya dan dapat menjadi pembeli loyal dengan melakukan repeat order.
Penjagaan kualitas ini bisa dilakukan dengan cara menyimpan berasnya dengan rapi dan aman. Jauhkan dari serangga-serangga yang bisa membuat berasnya cepat rusak atau menjadi bubuk.
10. Mengelola stok berasnya
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kualitas beras adalah mengelola stok. Jangan terlalu banyak membeli jika memang pesanannya tidak sebanyak itu. Pastikan Anda menghitung jumlah stoknya dengan rinci dan cermat.
Selain itu, stok ini juga harus dikeluarkan yang dibeli duluan. Bukan asal ambil yang datang ke gudang duluan.
11. Jualan atau bisnis beras online
Tidak hanya peluang usaha oriflame yang bisa dilakukan secara online. Untuk meningkatkan penjualan, beras pun bisa dijual secara online.
Mungkin untuk pertama-tama, Anda bisa coba memakai media sosial. Misalnya, di facebook ada grup jual beli kecamatan atau kabupaten. Manfaatkan ini untuk mempromosikan beras Anda.
Selanjutnya, jika bisnis beras sudah semakin besar, Anda mungkin bisa menguasai satu kabupaten atau lebih dalam satu provinsi.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang bisnis beras. Semoga bermanfaat.