Usaha ayam potong itu menjanjikan. Bisa laku keras dan untung banyak karena permintaannya selalu tinggi dan stabil. Mau coba? Yuk simak ulasan ini.
Seperti diketahui, ayam jenis ini merupakan komoditi yang sangat dibutuhkan hampir setiap hari. Pangsa pasarnya sangat luas dari pembeli dari kalangan rumah tangga, warung-warung kaki lima, hingga restoran cepat saji.
Bahkan, kini juga banyak waralaba yang menyediakan menu fried chicken dan menggunakan ayam broiler ini sebagai bahan dasar.
Hal ini membuktikan bahwa pangsa pasarnya memang sangat luas. Jadi, kalau Anda mau berbisnis di sini, kemungkinan ruginya sangat kecil karena pasti laku.
Meski begitu, Anda tidak boleh asal-asalan saat hendak membuka usahanya. Rencanakan dan hitung dengan cermat terlebih dulu sebelum mulai. Kami akan membantu dengan menyajikan contoh perhitungan biayanya secara lengkap dalam artikel ini. Selamat menyimak.
Prospek usaha ayam potong
Sebelum membahas lebih jauh, perlu kita tahu bahwa berbisnis ayam potong itu ada dua kategori besar. Pertama, Anda beternak sendiri ayamnya. Kedua, mengambil ayamnya dari peternak dan menjual ayamnya ke pasar dalam kondisi siap untuk dimasak.
Keduanya sangat berbeda dari segi cara hingga pengambilan keuntungan. Namun, keduanya sama-sama menghasilkan uang dan menjanjikan.
Beternak sendiri
Jika Anda memilih beternak sendiri, di bawah ini adalah beberapa hal yang menjadikan bisnisnya sangat prospek:
- Beternak ayam semacam ini memiliki masa panen yang sangat cepat, hanya sekitar 30 sampai 35 hari saja.
- Permintaannya tinggi dan pembelinya berasal dari pedagang-pedagang yang jelas partainya besar. Lakunya lebih cepat.
- Modalnya fleksibel karena bisa dimulai dari skala kecil.
- Persaingannya tidak terlalu ketat.
- Harga ayamnya cenderung stabil atau tidak naik turun sehingga lebih mudah mematok harga pasar.
Itulah beberapa poin positif yang membuat usaha ayam potong memiliki potensi yang bagus seperti ayam petelur juga.
Usaha ayam potong di pasar dan keliling
Apabila Anda tertarik untuk menjual ayamnya langsung tanpa perlu beternak, maka berikut ini adalah beberapa hal yang membuat prospeknya bagus:
- Tidak ribet karena tinggal beli ayam hidup dan menyembelihnya untuk akhirnya siap dipasarkan dagingnya.
- Modalnya lebih fleksibel karena bisa jadi salah satu opsi usaha modal kecil. Bisa dijual di pasar atau bareng sayur keliling.
- Termasuk salah satu bisnis rumahan yang tidak mudah mati. Cocok buat bisnis ibu rumah tangga sambil momong anak di rumah.
- Harga yang stabil memudahkan Anda menentukan profit margin.
- Penjualan langsung ke end-user.
Poin-poin di atas menjadikan jualan ayam potong sangat menguntungkan.
Risiko bisnis ayam potong
Di samping prospek, tentu ada risiko atau tantangan yang harus Anda hadapi saat menjalan bisnis ini. Baik itu saat menjalankan usaha peternakan maupun saat memilih berjualan langsung.
Di bawah ini adalah penjelasan mengenai risiko masing-masing usahanya:
Peternakan sendiri
Jika memilih beternak sendiri, maka Anda harus siap dengan tantangan di bawah ini:
- Lahan yang dibutuhkan cukup luas dan harus jauh dari pemukiman warga.
- Membutuhkan pegawai untuk menjaga kandangnya.
- Rawan dengan virus.
- Kalau masih skala kecil, persaingan dengan pengusaha besar tetap ada.
Risiko di atas punya solusi yang jelas. Anda bisa menemukannya sembari menjalankan usahanya. Jadi jangan terlalu khawatir.
Berjualan sendiri di pasar atau keliling
Kalau Anda memili produk siap jual, maka tantangannya adalah:
- Adanya risiko ayam tidak habis sehingga basi.
- Persaingannya cukup ketat karena sudah banyak orang yang berjualan di pasar, jualan keliling, dan cara berjualan lainnya.
- Harga pasarnya stabil tapi cenderung rendah. Untuk bisa memenangkan pasar, Anda bisa menurunkan harga yang artinya harus mengurangi profit margin.
Risiko di atas juga punya solusi jadi jangan takut untuk memulai hanya karena tantangan ini.
Analisa bisnis ayam potong
Supaya lebih jelas, berikut ini kami informasikan analisa usahanya, baik saat berjualan langsung maupun beternak:
Modal dan pendapatan usaha ayam potong rumahan
Berikut ini rincian biaya untuk memulai bisnis peternakan ayam potong:
- Biaya kandang sekitar 1,5 juta.
- Wadah makan dan minum sekitar 400 ribu.
- Listrik sekitar 150 ribu.
- Bibit 200 ekor harganya sekitar 1,1 juta.
- Obat dan vaksin 150 ribu.
- Pakan sekitar 1 juta.
- Biaya lain-lain sekitar 200 ribu.
Dengan rincian di atas didapatkan total modal sekitar 4,5 juta. Atau, mudahnya Anda perlu menyiapkan modal usaha senilai 5 juta rupiah untuk bisnis rumahan tanpa pegawai.
Jika skala usahanya lebih besar, maka angka di atas berlaku kelipatannya saja. Misalnya, Anda mau membeli bibit sebanyak 500 ekor, maka modalnya kemungkinan di angka 10 sampai 12 jutaan.
Belum lagi, jika Anda tidak punya lahan sendiri atau masih sewa. Maka, biaya tersebut masih harus ditambah lagi dengan biaya sewa lahannya yang berbeda di masing-masing daerah.
Dengan modal di atas, anggap saja 200 ekor ayamnya laku semua seharga Rp 20.000 per kg. Maka Anda juga perlu menimbang ayamnya per satuan atau per ekor.
Umumnya, satu ekor ayam potong memiliki bobot 1,5 kg. Artinya, satu ekor bisa laku Rp 30.000,-.
Jika 200 ekornya laku semua, maka pendapatannya adalah 200 x 30 ribu = 6 juta.
Artinya, laba yang didapatkan dari 200 ekor adalah 1,5 jutaan.
Ingat bahwa laba ini bersih dan biaya kandang sudah ikut terpotong ke dalamnya. Padahal, Anda masih bisa menggunakan kandang tersebut untuk seterusnya.
Artinya, di bulan berikutnya laba yang didapatkan lebih besar dari itu. Dengan menambahkan biaya kandang ke dalam labanya.
Catatan: Saat berbisnis peternakan ayam, Anda mungkin butuh tambahan dana buat beli armada. Armada inilah yang akan dipakai untuk mengantar ayamnya setiap hari. Namun, ini berlaku untuk skala besar. Jika skalanya masih kecil, silakan gunakan armada kecil juga untuk menghemat pemakaian dana.
Cara menghitung keuntungan jual ayam potong
Apabila Anda mau mulai usaha ayam potong tanpa beternak terlebih dulu, berikut ini adalah perhitungan modal dan pendapatannya:
Misalnya, Anda mengambil ayam potong per kg seharga 20 ribu rupiah. Pembelian dilakukan langsung kepada peternak. Maka, Anda tinggal menentukan saja mau dijual berapa. Boleh mengikuti harga pasar langsung atau dimurahkan sedikit asalkan masih bisa untung.
Jika harga pasar saat itu adalah 28 ribu per kg, maka Anda bisa mendapatkan laba 8 ribu per kilogram.
Misalnya, dalam sehari Anda bisa menjual 20 kg ayam potong, berarti modalnya adalah Rp 400.000,-. Selanjutnya, laba per harinya adalah:
8 ribu x 20 = Rp 160 ribu.
Uang ini masih harus dikurangi dengan biaya lain-lain seperti biaya operasional yakni bensin untuk mengangkut ayamnya ke pasar atau untuk keliling menjajakan dagangan.
Misalnya, dalam sehari menghabiskan bensin 2 liter atau sekitar 15 ribu, maka keuntungan bersihnya adalah 145 ribu per hari.
Dalam sebulan, Anda bisa mendapatkan uang senilai Rp 4.350.000,- bersih. Penghasilan ini bisa meningkat sesuai dengan jumlah ayam yang bisa Anda jual setiap harinya.
Kalau sudah punya langganan banyak, Anda bisa menjual lebih dari 20 kg dalam sehari. Jadi, lakukan promo untuk meningkatkan penjualan.
Catatan: dalam modal penjualan secara langsung semacam ini Anda membutuhkan barang berupa timbangan hingga meja atau rombong untuk jualan. Uang yang dikeluarkan untuk kebutuhan ini sekitar:
Timbangan sekitar 130 ribuan dan rombong 300 ribuan.
Dengan kata lain, Anda memerlukan tambahan dana 430 ribuan untuk memulai bisnis ini. Bila ditambahkan dengan biaya untuk kulakan ayam pertama kali, total modalnya adalah senilai hampir juta.
Itu artinya, usaha ayam potong pemula skala kecil bisa tergolong dalam bisnis rumahan modal 1 juta.
Tips menjalankan bisnisnya
Agar bisnisnya lancar, di bawah ini adalah beberapa tips yang perlu dilakukan:
- Untuk peternakan, jauhkan tempat ternak dari lokasi pemukiman warga.
- Pilih kualitas bibit dan ayam yang bagus untuk diternak atau dijual.
- Lakukan pemeliharaan dengan baik.
- Untuk penjualan langsung, pastikan jumlah yang disembelih tidak berlebihan agar tidak ada yang mudah basi saat tidak habis.
Itulah informasi tentang analisa usaha ayam potong berikut tips menjalankan usahanya. Pilihlah bisnis yang paling sesuai di daerah Anda. Cek bagaimana persaingannya dulu agar tidak salah pilih.